What Are You Looking For?

1 Dari 5 Orang Indonesia Mengalami Obesitas

1 Dari 5 Orang Indonesia Mengalami Obesitas
Kesehatan 10 Oktober 2024 247 Views

Obesitas saat ini telah digolongkan sebagai penyakit yang perlu diintervensi secara komprehensif. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis hasil penelitian Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Riset tersebut memetakan berbagai indikator kesehatan pada masyarakat, salah satunya adalah prevalensi obesitas. Kemenkes menggunakan dua indikator terkait obesitas, yakni pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar perut, yang dikenal juga sebagai obesitas sentral. 

Berdasarkan indikator Kemenkes, seseorang dikatakan obesitas apabila memiliki IMT sama dengan atau lebih dari 27. Kemudian orang yang memiliki nilai IMT pada rentang 25 hingga kurang dari 27 berstatus kelebihan berat badan. IMT didapatkan dengan membagi antara berat badan dalam satuan kilogram dan tinggi badan dalam satuan meter dikuadratkan.

Riset tersebut menemukan bahwa prevalensi atau proporsi jumlah penduduk usia di atas 18 tahun yang memiliki IMT dengan status kelebihan berat badan dan obesitas mengalami kenaikan dari 35,4 persen di tahun 2018 menjadi 37,8 persen. Sebanyak 23,4 persen penduduk dewasa memiliki status IMT obesitas, dan 14,4 persen berstatus kelebihan berat badan.

Profesi PNS/TNI/Polri/Karyawan BUMN/Karyawan BUMD tercatat menjadi profesi dengan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas terbesar. Apabila dijumlahkan, prevalensinya mencapai 51,4 persen, melebihi prevalensi status gizi normal, atau dengan IMT 18,5 hingga kurang dari 25,0. 

Perempuan Lebih Sering Alami Obesitas Dibanding Laki-laki
Menariknya, Kemenkes juga mencatat bahwa prevalensi obesitas lebih tinggi ditemukan pada perempuan dibanding laki-laki. Pada 2023, tercatat prevalensi obesitas pada wanita sebesar 31,2%, sedangkan pada laki-laki hanya 15,7%. Menurut Current Obesity Reports, perempuan memang tercatat memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding pria. Perbedaan hormon yang dimiliki perempuan dan laki-laki menjadi salah satu penyebabnya. Tubuh wanita memang cenderung menyimpan lebih banyak lemak, sedangkan laki-laki lebih banyak memiliki otot. Hal ini dikarenakan produksi hormon testosteron yang lebih tinggi pada laki-laki dibanding wanita.

Dengan massa otot yang lebih banyak, pria otomatis membutuhkan lebih banyak kalori. Untuk itulah, ketika pria makan, kalorinya akan diserap oleh otot dan tidak tertimbun. Akibatnya, laki-laki takkan cepat gemuk. Hal ini berbeda dengan perempuan. Massa otot pada tubuh wanita lebih sedikit, sehingga apabila makan dengan jumlah kalori berlebih, tubuh wanita akan menimbun kalori tersebut, dan akan berubah menjadi lemak. Inilah yang membuat perempuan lebih rentan terhadap obesitas.

Meski begitu, obesitas tidak hanya disebabkan oleh hormon. Gaya hidup dan pola makan juga memengaruhi tingginya obesitas di kalangan masyarakat. Laki-laki cenderung lebih sering berolahraga ketimbang wanita, yang membuat frekuensi aktivitas fisiknya lebih tinggi dibanding perempuan. Laki-laki juga lebih banyak dipercayakan pekerjaan yang membutuhkan energi besar, berbeda dengan wanita. Hal ini turut menyebabkan risiko obesitas pada wanita lebih tinggi.

 


Be Everlasting with Glutera

Unleash The Beauty Within

Brighten Up Your life