Pentingnya Kalsium Bagi Kesehatan Tubuh
Kalsium selama ini lebih dikenal untuk kesehatan tulang, padahal mineral ini memiliki manfaat lain. Beberapa di antaranya adalah mengontrol berat badan, keseimbangan enzim tubuh, kontraksi otot, dan menurunkan hipertensi. Kalsium menjadi salah satu nutrisi yang sangat penting untuk kesehatan. Terpenuhinya kebutuhan kandungan ini akan membuat fungsi tulang semakin optimal. Pertumbuhan tulang yang optimal menjadikan tubuh lebih kuat sehingga terhindar dari berbagai kondisi yang memicu cedera. Tidak hanya menjaga kesehatan tulang, kalsium memiliki fungsi lain yang berguna untuk kesehatan lainnya. Simak informasi selengkapnya di sini!
Beragam Manfaat Kalsium bagi Kesehatan Tubuh
Ada banyak manfaat kalsium bagi kesehatan tubuh, mulai dari mencegah osteoporosis hingga menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Jika diuraikan lebih lanjut, berikut penjelasan dari beragam manfaat kalsium:
Menjaga kepadatan tulang dan gigi
Manfaat kalsium yang pertama adalah untuk menjaga kepadatan tulang dan gigi. Sekitar 99% kalsium disimpan di tulang dan gigi, sedangkan 1% sisanya ditemukan di darah, otot, dan jaringan lain. Saat tubuh kekurangan kalsium, untuk menjaga keseimbangannya, tulang akan melepaskan kalsium untuk diproses dan diedarkan ke seluruh tubuh. Kemudian, jika tubuh mendapatkan kalsium kembali, kalsium yang sempat hilang di tulang akan digantikan. Namun, saat tubuh kekurangan kalsium, proses pelepasan kalsium dari tulang akan terus-menerus terjadi yang akan berakibat pada makin menurunnya kepadatan tulang dan gigi.
Mencegah osteoporosis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, manfaat kalsium berkaitan dengan tulang yang padat dan kuat. Saat kepadatan tulang berkurang akibat kurangnya konsumsi makanan tinggi kalsium, pengaruh obat-obatan, hingga perubahan hormonal, misalnya saat wanita sudah mencapai usia menopause, maka bisa terjadi osteoporosis. Osteoporosis akan menyebabkan tulang keropos, rapuh, dan mudah patah. Nah, untuk mecegah osteoporosis, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi kalsium, mencukupi kebutuhan vitamin D, olahraga atau melakukan aktivitas fisik secara teratur, batasi konsumsi alkohol, dan jangan merokok.
Membantu mengontrol berat badan
Makanan yang memiliki kandungan kalsium tinggi dan rendah lemak mampu membatasi jumlah kalori. Dengan begitu, kamu bisa mencegah obesitas. Sayangnya, senyawa ini tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh, sehingga kamu perlu mengonsumsinya dari beberapa jenis makanan. Menurut hasil penelitian di Nutrition Journal, asupan kalsium atau vitamin D yang tinggi berkaitan dengan berat badan yang lebih rendah, dan kesehatan metabolisme yang lebih baik. Dalam penelitian tersebut juga menyebutkan, sebagian orang yang mengalami obesitas memiliki kadar kalsium yang rendah.
Menyeimbangkan kerja enzim dalam tubuh
Mineral dengan bahasa latin calx ini memiliki peran penting untuk menyeimbangkan enzim. Tanpa kalsium, beberapa enzim kunci tidak dapat bekerja secara efisien. Ini termasuk mengoptimalkan fungsi saraf dan sistem metabolisme tubuh.
Menurunkan risiko penyakit batu ginjal
Mengonsumsi makanan tinggi kalsium dapat menurunkan risiko batu ginjal terutama pada wanita. Namun, efek yang sama tidak berlaku bila mengonsumsi suplemen kalsium. Kalsium dalam bentuk pil ternyata dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Makanan kaya senyawa ini dapat mengurangi pembentukan batu ginjal dengan menurunkan penyerapan oksalat, yang membentuk batu kalsium-oksalat.
Menunjang tumbuh kembang anak
Manfaat kalsium yang berikutnya adalah untuk menunjang tumbuh kembang anak. Salah satu kelainan pertumbuhan tulang anak yang disebabkan oleh kekurangan kalsium adalah penyakit rakitis. Penyakit rakitis bisa menyebabkan kaki bengkok, skoliosis, tubuh yang tampak pendek, hingga mudah patah tulang. Selain itu, komplikasi lain dari penyakit rakitis adalah kejang. Kondisi-kondisi akibat rakitis ini tidak hanya memengaruhi pertumbuhan anak, tetapi juga menyebabkan gangguan gerak atau motoriknya, hingga kemampuan belajarnya. Kekurangan kalsium pada penyakit rakitis berkaitan erat dengan tidak terpenuhinya kebutuhan vitamin D yang kemudian mengganggu penyerapan kalsium.
Meringankan gejala PMS
Manfaat kalsium yang juga tidak kalah mengesankan adalah meringankan gejala premenstrual syndrome (PMS), seperti kram perut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rendahnya kadar kalsium di dalam tubuh bisa meningkatkan kontraksi otot rahim sehingga menyebabkan nyeri perut terasa lebih berat.
Menurunkan tekanan darah tinggi
Mencukupi asupan kalsium setiap hari juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko terkena tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hal ini diketahui karena kalsium di dalam tubuh berperan dalam membantu kerja otot pembuluh darah untuk mengendur dan mengencang saat dibutuhkan. Artinya, manfaat kalsium yang berikutnya adalah untuk menjaga pembuluh darah berfungsi secara normal. Dengan begitu, peredaran lancar dan tekanan darah tetap normal.
Mencegah preeklampsia
Beberapa penelitian menyatakan bahwa memenuhi kebutuhan kalsium selama kehamilan bisa mencegah preeklampsia. Ini adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urine. Hal ini selanjutnya akan menimbulkan sejumlah keluhan, mulai dari sakit kepala berat, penglihatan kabur, kaki dan tungkai yang bengkak, serta nyeri ulu hati. Jika dibiarkan, preeklampsia bisa menyebabkan kelahiran prematur, pertumbuhan janin terhambat, hingga kejang saat kehamilan dan persalinan (eklampsia).
Mencegah terjadinya aritmia
Kalsium merupakan jenis mineral yang berperan dalam keseimbangan elektrolit di dalam tubuh. Keseimbangan elektrolit sangat penting bagi otot jantung agar bisa berkontraksi dan beristirahat pada waktu yang tepat. Jika tubuh kekurangan elektrolit, penghantaran sinyal listrik yang diperlukan untuk mengatur denyut jantung juga terganggu. Akibatnya, detak jantung jadi tidak teratur (aritmia).
Rekomendasi Asupan Kalsium Harian Sesuai Usia
Berikut ini adalah jumlah asupan kalsium harian yang perlu dicukupi sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan:
- Bayi usia 0–5 bulan: 200 miligram per hari
- Bayi usia 6–11 bulan: 270 miligram per hari
- Anak umur 1–3 tahun: 650 miligram per hari
- Anak umur 4–9 tahun: 000 miligram per hari
- Remaja, orang dewasa, hingga lansia: 000–1.200 miligram per hari
- Ibu hamil dan menyusui: 1.400 miligram per hari